Struktur dan kebahasaan Teks Eksplanasi

 

A.    Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar 3

Kompetensi Dasar 4

3.4   Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.

4.4   Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Indikator Pencapaian Kompetensi 3

Indikator Pencapaian Kompetensi 4

3.4.1 Menjelaskan struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.

4.4.1 Menganalisis  bagian-bagian  teks  dan  unsur  kebahasaan teks eksplanasi.

 

B.     Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran ini  peserta didik dapat menjelaskan struktur dan kebahasaan teks eksplanasi, menganalisis  bagian-bagian  teks  dan  unsur  kebahasaan teks eksplanasi dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

 

C.    Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi

Struktur umum teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Berdasarkan karakteristik umum isinya, teks eksplanasi disusun oleh bagian-bagian berikut.

1.      Identifikasi fenomena, gambaran umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana sesuatu terjadi yang akan diterangkan terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan lain-lain.

2.      Penggambaran rangkaian kejadian, memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

a.       Perincian atas pertanyaan "bagaimana" akan menghasilkan uraian secara kronologis ataupun gradual (berdasarkan urutan waktu).

b.      Perincian atas pertanyaan "mengapa" akan menghasilkan uraian berdasarkan kausalitas (berdasarkan hubungan sebab akibat).

3.      Ulasan (review) berupa simpulan komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini bersifat pilihan, bukan keharusan.

Struktur teks eksplanasi beserta bagian-bagian dari masing-masing struktur  

 


Ciri-ciri kebahasaan teks eksplanasi.

Ciri kebahasaan teks eksplanasi sebagai berikut.

1.      Menggunakan kata yang bermakna denotatif.

2.      Menggunakan banyak konjungsi kausalitas maupun kronologis. Konjungsi kausalitas, misalnya sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga, dan lain-lain. Konjungsi kronologis (hubungan waktu), misalnya kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

3.      Menggunakan kata ganti untuk fenomena kata benda, baik konkret maupun abstrak, dan bukan kata ganti orang.

4.      Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (non-human participants), misalnya gempa burni, banjir, hujan, dan udara.

5.      Dimugkinkan menggunakan istilah ilmiah atau banyak kata teknis sesuai dengan topik yang  dibahas.

6.      Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif).

a.       Kata Kerja Material

Kata kerja material adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan fisik atau peristiwa. Kata kerja materiel dalam teks eksplanas! digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

b.      Kata Kerja Relasional

Kata kerja relasional adalah kata kerja penghubung yang berfungsi menghubungkan subjek dengan pelengkap, misalnya adalah, ada, menjadi, merupakan, dan memiliki.

7.      Menggunakan kalimat pasif. Kalimat pasif banyak digunakan dalam teks eksplanasi. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan. Kalimat pasif ditandai oleh predikatnya yang berawalan di- atau ter-. Khusus untuk kalimat pasif dengan subjek (dalam bentuk aktif) berupa aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, Anda, beliau, atau mereka, harus langsung diikuti kata kerja yang tidak berimbuhan me-.

8.      Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.

 

Dalam teks eksplanasi terdapat kata-kata serapan. Kata serapan adalah kata-kata dari bahasa daerah atau asing yang sudah masuk dalam bahasa Indonesia. Kata serapan masuk dalam kata bahasa Indonesia melalui adopsi, adaptasi, penerjemahan, dan kreasi.

1.      Adopsi

adopsi terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing yang diserap secara keseluruhan. Contoh: supermarket, plaza, hotdog.

2.      Adaptasi

Cara adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan ejaan bahasa Indonesia. Contoh: pluralisasi berasal dari kata pluralization

akseptabilitas berasal dari kata acceptability

3.      Penerjemahan

Penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam kata bahasa asing, kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: tumpang-tindih berasal dari kata overlap

percepatan berasal dari kata acceleration

 

4.      Kreasi

Cara kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut fisik vang mirip seperti pada penerjemahan. Kata dalam bahasa aslinya ditulis dua atau tiga kata, dalam bahasa Indonesianya boleh hanya satu kata atau sebaliknya. Contoh: berhasil guna berasal dari kata effective

ulang-alik berasal dari kata shuttle

Penyerapan kata-kata asing dalam bahasa Indoriesia disesuaikan denyan kaidah kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.

1.      Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh, yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan photo

2.      Penulisan kata serapan harus sesuai dengan pengucapan dalam bahasa Indonesia. Contoh: cek bukan chek, tim bukan team

3.      Penulisan kata serapan diusahakan tidak jauh berbeda dengan kata aslinya.

Contoh: aerob bukan erob, hidraulis bukan hidrolis

Komentar